Taksonomi Bloom, sebuah kerangka kerja yang mengklasifikasikan level kognitif, seringkali digunakan untuk merancang pembelajaran dan menilai pemahaman. Salah satu level terendah dalam taksonomi Bloom revisi adalah “Mengingat” (Remembering) yang berada di level C1. Artikel ini akan membahas kemampuan retensi—yang merupakan inti dari level “Mengingat”—dan peran pentingnya dalam proses pembelajaran.
Taksonomi Bloom (revisi) membagi kemampuan kognitif ke dalam enam level, dimulai dari yang paling dasar hingga yang paling kompleks. Level C1, “Mengingat”, berfokus pada kemampuan untuk mengambil kembali informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja operasional yang menggambarkan kemampuan ini antara lain “mengingat” dan “mengenali”. “Mengenali” mengacu pada kemampuan untuk mengidentifikasi informasi yang sudah familiar dari sekumpulan informasi lain. Sedangkan “mengingat” mengacu pada kemampuan untuk mengambil kembali informasi dari memori tanpa adanya petunjuk atau konteks yang spesifik.
Kemampuan Retensi sebagai Inti Level “Mengingat”:
Kemampuan retensi merupakan kemampuan dasar yang mendasari seluruh level dalam taksonomi Bloom. Tanpa kemampuan untuk mengingat informasi dasar, seseorang tidak dapat melanjutkan ke level yang lebih tinggi seperti “Memahami” (Understanding), “Menerapkan” (Applying), “Menganalisis” (Analyzing), “Mengevaluasi” (Evaluating), dan “Mencipta” (Creating). Bayangkan seseorang ingin memecahkan soal matematika. Jika ia tidak mengingat rumus dasar atau fakta-fakta matematika, ia tidak akan mampu menyelesaikan soal tersebut, berapapun tingkat kecerdasannya.
Kemampuan retensi tidak hanya sekedar menghafal tanpa makna. Walaupun menghafal merupakan salah satu cara untuk meningkatkan retensi, pemahaman atas informasi yang dipelajari akan secara signifikan meningkatkan kemampuan mengingat. Pembelajaran yang bermakna, yang menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, akan menghasilkan retensi yang lebih baik dan lebih tahan lama.
Peran Penting Kemampuan Retensi:
- Fondasi Pembelajaran: Retensi yang baik merupakan landasan bagi pembelajaran selanjutnya. Jika seseorang tidak dapat mengingat informasi dasar, ia akan kesulitan untuk membangun pemahaman yang lebih dalam dan kompleks.
- Efisiensi Belajar: Kemampuan mengingat yang baik akan meningkatkan efisiensi belajar. Seseorang tidak perlu mengulang mempelajari informasi yang sama berulang kali jika ia mampu mengingatnya dengan baik.
- Pengembangan Keterampilan Kognitif Tinggi: Kemampuan mengingat informasi fundamental merupakan prasyarat untuk mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi.
- Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari: Kemampuan retensi yang baik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari mengingat janji temu, hingga mengingat informasi penting untuk pekerjaan atau studi.
Meningkatkan Kemampuan Retensi:
Terdapat beberapa strategi untuk meningkatkan kemampuan retensi, antara lain:
- Menggunakan teknik pengolahan informasi yang efektif: seperti membuat catatan, menggunakan peta pikiran (mind mapping), atau flashcards.
- Membuat koneksi yang bermakna: menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada.
- Mengulang dan menguji diri sendiri: mengulang materi pelajaran secara berkala dan menguji pemahaman diri sendiri.
- Menggunakan berbagai metode belajar: bervariasi dalam cara belajar untuk menghindari kebosanan dan meningkatkan pemahaman.
- Istirahat dan tidur yang cukup: tidur sangat penting untuk konsolidasi memori.
Kemampuan retensi yang diukur dalam level “Mengingat” (C1) Taksonomi Bloom merupakan kemampuan fundamental yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan untuk mengingat informasi dengan efektif merupakan pondasi bagi pengembangan keterampilan kognitif yang lebih tinggi dan keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan retensi harus menjadi fokus utama dalam proses belajar mengajar.